Dr.Ir.Nugroho In
Saputro, MM
Sri Esti Redjeki, SH, SS
Pendahuluan
·
orang
bijak : sebelum ada mampu memimpin anda harus bisa memimpin diri sendiri
·
Keberhasilan
seorang pemimpin tergantung mutu kepemimpinan mereka
·
Mutu
seorang pemimpin harus mempunyai peran yang dominan
·
Jika
pemimpin menunjukkan kecakapan , perhatian kepada orang lain secara lulus, dan
karakter yang terpuji, rakyat akan mengikuti
Pengertian
1.
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar probadi yang di jalankan dalam situasi tertentu, serta
diarahkan melalui proses komuniasi , ke
arah tujuan
2. Perilaku dari seseoarang individu
yang meimimpin aktivitas kelompok
3. Suatu seni dan kesanggupan atau
teknik untuk membuat sekelompok orang mengikuti atas orang lain.
Peranan Pemimpin
1.adil
2. memeberi sugesti
3. Mendukung tercapainya tujuan
4. Katalisator
5. Menciptakan rasa aman
6. Wakil Oragnisasi
7. Sumber inspirasi
8. Menghargai
Stephen R Cover Prinsip adalah sebagai
1. Selalu belajar terus menerus
2. Beroroentasi pelayanan
3. Memancarkan enerji positip
4. Mempercayai orang lain
5. Hidup Seimbang
6. Meliat hidup sebagai petualang
7. Sinergitas
8. Selau berlatih memperbaruhi diri capai prestasi
Hambatan
1, Nafsu dan selera
2. Kesombongan
Organisasi yang berhasil memiliki sebuah ciri utama
yang membedakannya dengan organisasi lain yang tidak berhasil, yaitu
kepemimpinan yang dinamis dan efektif. Peter F. Drucker mengemukakan
bahwa manajer ( pemimpin ) merupakan sumber daya pokok yang paling langka
dalam organisasi.
Menurut George R. Terry, kepemimpinan adalah aktivitas
mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara suka
rela. Robert Tannenbaum, Irving R. Weschler, dan Fred Messarik mendefinisikan
sebagai pengaruh antar pribadi yang dilakukan dalam suatu situasi yang
diarahkan, melalui proses komunikasi, pada pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan
tertentu. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah upaya mempengaruhi orang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan
bersama. Hasil tinjauan terhadap penulis-penulis lain mengungkapkan bahwa
para penulis manajemen umumnya sepakat bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orag untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu.
Dari definisi kepemimpinan itu, dapat disimpulkan
bahwa proses kepemimpinan adalah fungsi pemimpin, pengikut, dan variabel
situasional lainnya. Dalam situasi apa pun dimana pun seseorang berusaha
mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, maka sedang berlangsung
kepemimpinan. Dengan demikian, setiap orang melakukan proses kepemimpinan dari
waktu ke waktu, apakah aktivitasnya dipusatkan dalam dunia usaha, lembaga
pendidikan, rumah sakit, organisasi politik, atau keluarga. Perlu diperhatikan
bahwa apabila definisi itu menyebut pemimpin dan pengikut, itu tidak berarti
bahwa hanya membicarakan hubungan hierarki seperti yang terdapat antara atasan
dengan bawahan. Setiap saat seseorang berusaha mempengaruhi perilaku orang
lain, maka orang itu adalah pemimpin potensial dan orang yang pengaruhinya
adalah pengikut potensial, tidak jadi soal apakah orang itu adalah atasan,
rekan sejawat, bawahan, kawan, sanak keluarga.
Dalam sebuah organisasi harus memperhatikan ‘Span of
Control’, adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengawasi orang lain yang
menjadi bawahannya. Ada berbagai pendapat tentng berapa orang bawahan yang
dapat diawasi secara efektif. Ada yang berpndapat hanya sampai 2-3 orang saja.
Hani Handoko mengatakan, 3-8 orang bawahan. Harus ada pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab atau Delegation of Authority and Responsibility. Pelimpahan
wewnang berarti menyerahkan sebagian dari wewenang pimpinan kepada bawahannya
dengan kepercayaan penuh. Hal ini penting agar bawahannya juga harus
bertanggung jawab terhadap keberhasialn organisasi dimana mereka bekerja. Ada
butir-butir yang sangat penting salam pelimpahan wewenang tersebut, yaitu :
- Agar pemimpin dapat konsentrasi terhadap pekerjaan yang penting-penting saja seperti keputusan kebijaksanaan, rencana strategis, pengendalian dan lain-lainya, sedangkan yang sifatnya rutin dapat dikerjakan oleh bawahannya.
- Agar tidak semuanya bertanggung jawab kepada atasan / pimpinan. Hal ini akan mencerminkan pekerjaan yang lancar. Bahkan budaya “mohon petunjuk” dapat dikikis habis.
- Merupakan dorongan bagi bawahan untuk lebih percaya diri, bekerja lebih baik, kreatif, dan bertanggung jawab.
Max Weber juga memberikan sumbangannya tentang
kepemimpinan ( Leadership ). Dengan kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin
dalam suatu organisasi dapat disoroti kewenangannya sebagai berikut:
- Rational legal authority
Kewenangan yang diperoleh seorang pemimpin karena
tingkat posisi yang diduduki dalam organisasi.
- Traditional authority
Kewenangan yang diperoleh seorang pemimpin karena
kedudukan dalam kehidupan sosial masyarakat atau adat-istiadat.
- Charismatic authority
Kewenangan yang diperoleh seorang pemimpin ini karena
pembawaan pribadi atau keunggulan pribadi.
Dengan memakai dengan kombinasi bahan-bahan empiris
dan sebuah bahan-bahan teori, para ahli mengembangkan sebuah konsep tentang
kepemimpinan. Pertama, mereka mengumpulkan 1800 pernyataan ( statemens ) khusus
mengenai bagaimana supervisor ( pengawas atau mandor ) menyusun peranan mereka.
Terlepas dari ini mereka mengembangkan 8 dimensi mengenai perilaku memimpin.
-
Inisiatif
Berapa sering seorang pemimpin memprakarsai,
memudahkan, atau menolak ide-ide baru dan praktek baru.
-
Keanggotaan
Sampai mana seorang pemimpin bergaul dengan
kelompoknya, menekankan interaksi informal antara dirinya dengan
anggota-anggotanya, atau saling melayani dengan para anggotanya.
-
Representasi
Sampai mana perilaku individual dikebawahkan,
dirangsangnya suasana kelompok yang menyenangkan, dikuranginya konflik dan
ditingkatkannya penyesuaian individual ke dalam kelompok.
-
Organisasi
Sampai mana seorang pemimpin menyusun pekerjaannya
sendiri, pekerjaan anggota-anggota yang lain, atau hubungan-hubungan antar
anggota dalam pekerjaan mereka.
-
Dominasi
Frekuensi pemimpin itu membatasi individu-individu
atau kelompok dalam bertindak, mengambil keputusan, atau menyatakan pendapat.
-
Komunikasi
Sampai mana seorang pemimpin menginformasikan kepada
para anggotanya, menjadi informasi dari mereka, menunjang pertukaran informasi,
atau menunjukan kesadaran akan urusan-urusan kelompok.
-
Pengakuan ( Recognition )
Sampai mana seorang pemimpin menyatakan persetujuan
atau penolakan.
-
Produksi
Sampai seorang pmimpin menentukan tingkat usaha,
presentasi, atau mendorong anggota untuk berusaha lebih keras atau mencapai
prestasi yang tinggi.
Studi-studi yang memakai fungsi-fungsi kepemimpinan
menemui masalah-masalah yang sama dengan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
ditinggalkannya hamper seluruh sifat-sifat kepemimpinan. Korman, dalam meninjau
studi-studi mengenai kepemimpinan yang dilaksanakan dengan memakai pendekatan
Ohio, menemukan bahwa profil kepemimpinan itu tidak memberikan banyak tingkat
daya ramal. Ia menyimbulkan bahwa walaupun luas diterimanya pertimbangan dan
struktur inisiatif sebagai ukuran-ukuran yang bermanfaat mengenai kepemimpinan,
namun tidak banyak diketahui tentang bagaimana variabel-variabel ia meramalkan
penampilan kelompok kerja dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi
ramalan-ramalan.
Seorang Pemimpin itu bekerja dalam suatu lingkungan
organisasi dimana terdapat berbagai tekanan terhadap kantornya. Supervisor
berada pada pusat dari tuntutan-tuntutan ini datang dari atasannya, dari
kelompok-kelompok lain, dan dari bawahan-bawahannya. Ini berlaku pada semua
tingkatan dalam organisasi, termasuk tingkatan direktur, walaupun
tuntutan-tuntutan pada tingkat ini datang dari kelompok luar seperti
organisasi-organisasi masyarakat, nasabah-nasabah, para persero, banker, dan
sebagainya.
Sebuah dimensi dari efektivitas supervisor ( pengawas,
mandor ) adalah tanggapan supervisor itu terhadap berbagai tuntutan ini. Dalam
menggambarkan sebuah pola kepemimpinan, kita akan mengembangkan sebuah pola
kepemimpinan, kita akan mengembangkan bagaiman supervisor berhubungan dengan
bawahan-bawahannya, dengan atasan-atasannya, dan dengan level manajemen yang
tinggi, termasuk dengan kelompok staf. Dalam kelompok kecil, tidak ada
level kelompok-kelompok pararel lainnya. Akan tetapi, dalam organisasi yang
kompleks, hubungan-hubungan ini berkuasa bersama dengan hubungan
atasan-bawahan.
Ada sejumlah dimensi penting dari kepemimpinan yang
menentukan efektivitas seorang supervisor. Seorang supervisor dapat digambarkan
dengan bagaimana ia melaksanakan fungsi representasi, merangsang parsipasi,
mentaati peraturan-peraturan, dan menggunakan sumber daya kantornya : keakraban
dengan yang diawasinya, dan penggunaan hadiah dan hukuman untuk memotivasinya.
Gaya kepemimpinan dilukiskan dengan cara supervisor melaksanakan proses ini.
Dalam praktek, pendekatan seorang supervisor terhadap pekerjaannya diwujudkan
oleh sebuuah profil.
Daftar Pustaka
Dydiet Hardjto. 1997. Teori Organisasi Dan Teknik
Pengorganiasian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Hersey Paul & Kenneth H. Blanchard. 1990.
Manajemen perilaku Organisasi Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
J. Winardi. 2006. Teori Organisasi Dan
Pengorganisasian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Melcher J. Arlyn. 1995. Struktur Dan Proses
Organisasi (Jilid 2). Jakarta : PT Rineka Cipta.
W.F.G. Mastenbroek. 1986. Penanganan Konflik Dan
Pertumbuhan Organiasasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press).
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri
dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar