Tampilkan postingan dengan label Materi Diklat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Diklat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Agustus 2013

E-Book MENULIS PROPOSAL PENELITIAN MUDAH: Jurus Sukses menulis Proposal Penelitian mandiri tanpa Pembimbing


"Jika saat ini anda juga mengalami hal yang sama seperti kebanyakan mahasiswa lainnya, yaitu kesulitan dalam menulis proposal dan laporan penelitian, maka layaklah untuk memiliki E-Book ini".
  

E-Book setebal hampir 100 halaman ini berisi panduan praktis untuk umum dan mahasiswa dalam  penulisan ilmiah seperti Kertas Kerja, Karya Tulis, Skripsi, Thesis atau Disertasi.

Penulis mencoba menerjemahkan konsep-konsep yang ilmiah dan njlimet itu menjadi sebuah istilah dan cara yang praktis serta mudah diterapkan dalam Menulis Proposal dan Laporan Penelitian. Sehingga tanpa harus ribet, proposal dan atau laporan anda selesai tepat waktu, bahkan lebih awal!

Banyak yang mengeluhkan sulitnya menulis proposal dan laporan penelitian. Keluhan mereka yang mahasiswa reguler, lebih beragam dibanding mahasiswa yang sudah bekerja. Dari bagaimana  menyiapkan topik dan ide penelitian, tinjauan pustaka dan pencarian bahan dan buku sumber, jurnal ilmiah, metodologi penelitian dan analisis data statistik, konsultasi dengan pembimbing, mendesaknya batas waktu seminar dan pengumpulan laporan penelitian, tindak lanjut hasil koreksi dosen pembimbing maupun penguji serta kesiapan materi seminar. Belum lagi persoalan pemahaman tata tulis dan kemampuan menulisnya. Sedangkan mahasiswa karyawan yang non-reguler, keluhannya hampir seragam. Mereka mengeluhkan semua hal yang dikeluhkan mahasiswa reguler itu!

Pesan sekarang juga. Manfaatkan kesempatan PROMO. E-Book ini hanya dijual Rp 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah) saja, dengan cara transfer ke Rekening BNI No. 025-234-7332 a.n. Bpk. Cokro Aminoto, SIP, M.Kes. Atau  transfer pulsa Rp 25.000,- ke 081-327-257-944 (hanya ke nomor ini)

Untuk pemesanan hubungi:
E-Mail: cokroaminoto2007@gmail.com atau 
HP081-12-606-529

Rabu, 26 Juni 2013

Kepemerintahan yang baik (Good Governance)


Good Governance


Perkembangan  lingkungan  kehidupan  masyarakat  di
berbagai  bidang  (ideologi,  ekonomi,  sosial  dan  politik
serta hukum dan lain-lain) dipenghujung abad ke-20  telah
menimbulkan tantangan yang berat terutama bagi negara-negara   yang  sedang  berkembang. 

Perkembangan  ilmu pengetahuan  dan  teknologi  serta  semangat  ingin  lepas
dari  tekanan  dan  kekangan  telah  mendorong  perubahan
besar  dalam  kehidupan  bernegara  yang  harus  disikapi
dengan  penataan  dan  penyesuaian  terhadap  cara-cara
menyelenggarakan  pemerintahan  (negara).  Dalam  negara
yang  pemerintahannya  terlalu  mengandalkan  kekuasaan
sehingga  mengabaikan  kepentingan  masyarakat/rakyat
dengan  datangnya  pengaruh  globalisasi,  kekuasaannya
yang berlebihan telah menjadi ”senjata makan tuan” bagi
pemerintah itu.

Konsep  atau  pemikiran  bahwa  segala  urusan  yang
menyentuh  kepentingan  masyarakat/rakyat  hanya
pemerintah  yang  berwenang  mengurus  atau  mengaturnya
terutama  dalam  negara  hukum  yang  demokratis  dan
berkeadilan  dipandang  sudah  tidak  sesuai  lagi   untuk
dipertahankan. Malahan dari pengalaman pemerintahandi
Indonesia  kekuasaan  pemerintah  yang  berlebihan  telah
menimbulkan  salah  urus  (mis-manajemen),  dan

turunnya/tipisnya  kepercayaan  rakyat  kepada

pemerintah.  Itulah  secuil  masalah  yang  memunculkan

lahirnya  konsep  Kepemerintahan  yang  Baik  (good

governance).

Dalam  Kepemerintahan  yang  Baik,  kegiatan

pemerintahan  dilaksanakan  bersama  oleh  pemerintah,

swasta  dan  masyarakat  sesuai  peran  dan  tanggung  jawab

maisng-masing  secara  berimbang,  harmonis  dan  dinamis.

Bahkan  bilamana  perlu  pemerintah  tidak  harus

melaksanakan  sendiri  kegiatan-kegiatan  di  bidang

tertentu,  bila  masyarakat/swasta  sudah  mampu

melaksanakan kegiatan tersebut. Misalnya mendirikandan

mengelola rumah sakit, pendidikan/sekolah, menyediakan

transportasi  dan  sebagainya.  Dalam  hal  ini,  peran

pemerintah  terbatas  pada  segi-segi  membuat  peraturan,

standar  dan  memberikan  kemudahan  untuk  kelancaran

dan ketertiban penyelenggaraan kegiatan.

Prinsip  sebagai  landasan/patokan/acuan  berpikir  dan
bertindak  bila  diterapkan  secara  konsekuen  akan
menjamin  terwujudnya  konsep  dalam  kenyataan  dan
menjamin pula hasil yang diharapkan.
Prinsip  Kepemerintahan  yang  Baik  memberikan  arah
dan  menjamin  kelancaran  jalannya  pengelolaan  atau
pengurusan  kegiatan  dalam  mencapai  tujuan  bersama
pemerintah,  masyarakat  dan  dunia  usaha  karena
merupakan  landasan  yang  baik  dalam
mengurus/mengelola  kepentingan  bersama  untuk
mencapai  tujuan  bernegara,  yaitu  terciptanya
kesejahteraan rakyat/masyarakat.
Penerapan  prinsip-prinsip  Kepemerintahan  yang  Baik
merupakan  kewajiban  dan  tanggung  jawab  bersama  antara
ketiga  pelaku  (pemerintah  dan  masyarakat  serta  swasta
sesuai  dengan  peran,  hak  dan  kewajiban  serta  tanggung
jawab  masing-masing  secara  seimbang  dan  selaras.  Pihak
pemerintah  paling  bertanggung  jawab  dalam  memberikan
contoh penerapannya kepada pihak yang lainnya


 

Selasa, 25 Juni 2013

Analisis Kebijakan Publik



Kebijakan publik adalah suatu kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah/negara yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat.
Kebijakan publik bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
yang ada di dalam masyarakat.
Ada beberapa jenis kebijakan publik, yaitu Substantive and
Procedural Policies, Distributive, Redistributive and
Regulatory Policies, Material Policies, Public Goods and
Private Goods Policies

Kebijakan publik dapat dilihat sebagai suatu sistem, yang terdiri dari
elemen-elemen (unsur-unsur): input : masalah kebijakan publik,
proses : pembuatan kebijakan publik, output, kebijakan publik dan
dampak (impact) terhadap kelompok sasaran (target groups).
Kebijakan publik dapat pula dilihat sebagai proses yang meliputi
tahap-tahap: perumusan masalah, implementasi, monitoring, dan
evaluasi kebijakan publik.
Kebijakan publik dapat digambarkan sebagai siklus

Data adalah fakta yang sedang tidak digunakan dalam proses
pembuatan keputusan, sedangkan informasi adalah data yang telah
diambil kembali, diolah dan digunakan untuk pembuatan keputusan.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat disebut
sebagai informasi yang baik, yaitu : ketersediaan, mudah dipahami,
relevan, bermanfaat, tepat waktu, keandalan, akurat dan konsisten.
Informasi ini penting, karena untuk memecahkan masalah
diperlukan informasi, terutama dalam perumusan masalah-masalah
kebijakan.
Metodologi dalam analisis kebijakan dapat memberikan informasi
dengan menjawab lima bentuk pertanyaan. Jawaban masalahmasalah kebijakan, kinerja kebijakan, kebijakan di masa depan,
dan tindakan/implementasi kebijakan.

Banyak isu atau masalah yang dihadapi oleh pemerintah masuk
dalam agenda pemerintah untuk kemudian dirumuskan permasalahannya.
Ada dua bentuk agenda, yaitu: “Systemic Agenda”dan
“Governmental Agenda”.
Ada beberapa prasyarat untuk dapat masuk ke dalam “Systemic
Agenda”. Di samping itu ada faktor-faktor yang menyebabkan
permasalahan masyarakat untuk dapat masuk ke dalam
“Governmental Agenda”.

Implementasi kebijakan merupakan aspek penting dari keseluruhan
proses kebijakan, akan tetapi baru beberapa dasa warsa terakhir ini
mendapat perhatian dari para ilmuwan sosial.
Akibat kurangnya perhatian pada implementasi kebijakan ini
menimbulkan adanya implementation gap, yaitu kemungkinan
terjadinya perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang
senyatanya dicapai. Kebijakan publik mengandung resiko untuk
mengalami kegagalan. Kegagalan ini dikategorikan menjadi dua,
yaitu non implementationdan unsuccessful implementation.
Tugas implementasi adalah mengembangkan suatu struktur hubungan
antara tujuan kebijakan dengan tindakan pemerintah untuk
merealisasikan tujuan-tujuan kebijakan.
Monitoring kebijakan merupakan kegiatan pengawasan terhadap
implementasi kebijakan. Ada empat tujuan monitoring, yaitu :
Compliance(kesesuaian/kepatuhan), Auditing(pemeriksaan),
Accounting(akuntansi), dan Explanation (penjelasan).
Evaluasi kebijakan adalah suatu pengkajian secara sistematik dan
empiris terhadap akibat-akibat dari suatu kebijakan dan program
pemerintah yang sedang berjalan dan kesesuaiannya dengan tujuan
yang hendak dicapai oleh kebijakan tersebut.
Evaluasi kebijakan, seperti tahap-tahap lain dalam proses kebijakan,
merupakan proses politik, yang melibatkan para birokrat, politisi dan
fihak-fihak di luar pemerintah
Evaluasi merupakan kegiatan yang sulit, karena tujuan kebijakan itu
sendiri sering dirumuskan secara luas, sehingga sulit menyusun
indikator-indikatornya.
Ada beberapa bentuk evaluasi kebijakan, yaitu Evaluasi Administratif,
Evaluasi Yudisial dan Evaluasi Politis.

Ada dua dimensi kebijakan publik, yaitu proses kebijakan dan analisis
kebijakan.
Analisis kebijakan merupakan penerapan metode dan teknik analisis
yang bersifat multidisiplin dalam proses kebijakan.
Dalam analisis kebijakan publik perlu diperhatikan adanya faktorfaktor strategis yang berpengaruh dalam perumusan kebijakan, yaitu
faktor-faktor politik, ekonomi/finansial, administratif/organisatoris,
teknologi, sosial, budaya, agama, dan pertahanan/keamanan.
Ada beberapa aspek dalam analisis kebijakan, yaitu analisis mengenai
perumusan kebijakan, implementasi kebijakan dan analisis mengenai
evaluasi kebijakan

Tahap pertama proses kebijakan publik adalah perumusan kebijakan.
Langkah pertama dalam perumusan kebijakan adalah perumusan
masalah kebijakan.
Dalam kebijakan publik dikenal apa yang di sebut “public problem”
dan “private problem”.
Langkah kedua dalam perumusan kebijakan adalah perumusan
tujuan/sasaran.
Langkah ketiga adalah perumusan alternatif kebijakan
Alternatif ini dapat dikembangkan dari hasil perumusan tujuan/
sasaran.
Langkah keempat adalah perumusan model.
Langkah kelima adalah menyusun kriteria yang meliputi kriteria
politik, ekonomi/finansial, administratif, teknologi, sosial-budayaagama dan hankam.
Langkah keenam adalah penilaian alternatif.
Dan langkah terakhir (ketujuh) adalah perumusan rekomendasi

Teori dan Indikator Pembangunan


Penggunaan indikator dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negsara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada factor-faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI)
3 Kelompok Teori Pembangunan :
a.       Kel. Teori yg menekankan perlunya perubahan struktural melalui intervensi pemerintah
(Rostow, Rosenstein-Rodan, & Hirschman)
WW.Rostow : proses pembangunan suatu Negara harus melalui tahapan tertentu scr berurutan : tahap masyarakat tradisional, prakondisi agar dapat tinggal landas, lepas landas, dorongan menuju kedewasaan & tahap konsumsi tinggi
Rosenstein-Rodan : selain memberikan tekanan pada perubahan struktural, juga member tekanan pada pentingnya perubahan dilakukan scr besar-besaran & serentak
Hirschman : Meski senada dgn R-R mengenai perlu adanya keterkaitan antar industry, dilain pihak mengemukakan strategi sbb : a) pembangunan social overhead capital tidak selalu harus mendahului pemb. kegiatan   produktif langsung; b) jenis industry tidak perlu serentak dibangun
b.      Teori yg menolak adanya intervensi pemerintah, dan hanya percaya pada keampuhan mekaisme pasar (Teori Solow). Aliran neoklasik ini mengatakan bahwa kurang berhasilnya pembangunan justru karena pemerintah terlalu banyak intervensi. Ciri-cirinya :
Mekanisme pasar harus disebarluaskan
Jalan keluar masalah pemb yg menyangkut upaya peningk efisiensi alokasi sumber ekoomi, dengan membiarkan “price signals” berfungsi scr bebas.
c.       Kel. Teori Endogenous, yg mengambil jalan tengah dengan menganjurkan adanya keseimbangan antara intevensi pemberintah & mekanisme pasar (Harrod- Domar).
Mengemukakan perlunya tingkat tabungan masyarakat yg cukup tingggi sbg syarat peningkatan pertumbuhan. Rumus :
Pertumbuhan pendapatan Nasional = tingkat tabungan/ capital output ratio.

Indikator Pembangunan :

Indikator ekonomi makro :
·         Pertumbuhan ekonomi, yag diukur oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto
·         Struktur Ekonomi : distribusi PDB &  % distribusi kesempatan kerja
·         Stabilitas Ekonomi
·         Defisit/ surplus APBN/PDB
·         Kebutuhan investasi & sumber pembiayaan

Indikator Pemb. Non Ekonomi Sosbud, pol, hokum & pertahanan

Indikator Pemb. Gabungan (HDI)
Gabungan 3 unsur utama pembangunan : harapan hidup (longevity); knowledge, &kesejahteraan ekonomi

Kepemimpinan dalam Organisasi 4: Manajemen Waktu


·         Steve Pavlina memberi 15 tips manajemen waktu:
·         Clarity is key : Langkah pertama yang penting adalah kita harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang hendak kita capai harus ditulis secara spesifik sehingga kita bisa mengetahui apakah kita sudah mencapainya atau belum. Langkah ini harus dilakukan lebih dulu sebelum langkah-langkah lainnya.
·         Be flexible:Tujuan kita memang harus jelas dan pasti, tapi jalan menuju ke sana tidak harus jelas dari awal. Yang sering terjadi justru jalan tersebut harus mengalami penyesuaian di sana-sini. Begitu kita mengetahui sesuatu yang baru, kita harus siap untuk mengubah rencana kita.
·         Use single handling :Sekali kita mengerjakan sesuatu, kerjakan semuanya sekaligus sampai tuntas 100%. Jangan dipecah-pecah.
·         Tetap kerjakan tugas itu terus dan terus sampai benar-benar selesai. Ini memungkinkan kita untuk berkonsentrasi penuh pada tugas tersebut tanpa tercampur dengan hal-hal lain.
·         Failure is your friend :Jangan takut akan kegagalan. Orang yang banyak mengalami keberhasilan sebenarnya adalah juga orang yang banyak mengalami kegagalan. Mengapa ? Sebab mereka selalu mencoba dan mencoba. Penyesalan yang sesungguhnya adalah kalau kita tidak berani mencoba. Kita akan jauh lebih banyak belajar melalui berbuat daripada melalui berpikir.
·         Do it now :Begitu kita mulai merasa malas melakukan sesuatu, katakan pada diri kita sendiri, Lakukan sekarang ! Lakukan sekarang ! Segera bertindak jauh lebih penting daripada terlalu lama berpikir. Lakukan saja seolah-olah kita tidak mungkin gagal.
·         Triage ruthlessly :Singkirkan dengan tegas segala sesuatu yang menyita waktu kita. Misalnya saja, batalkan langganan majalah yang tidak berguna. Bahkan meskipun majalah itu gratis, namun kalau menyita waktu kita sebenarnya majalah itu mahal harganya. Begitu pula halnya dengan berbagai aktivitas yang tidak berguna.
·         Identify and recover wasted time :Cari kebiasaan-kebiasaan yang membuang waktu kita dan singkirkan. Misalnya, jangan menulis email selama 30 menit kalau kita bisa menyelesaikan urusan itu dengan telepon 10 menit Aturan 80-20 (dikenal juga sebagai aturan Pareto) menyatakan bahwa 20% tugas memberikan 80% nilai. Kenali 20% tugas yang memberikan hasil optimal itu dan fokuskan waktu kita di sana. Jangan membuang waktu dengan 80% tugas yang hanya memberikan 20% nilai.
·         Guard thy time :Kita memerlukan waktu yang khusus, tanpa interupsi, untuk bisa mengerjakan suatu tugas dengan efektif. Waktu khusus ini sangat penting. Sekali kita menemukan waktu seperti ini, jagalah dengan segala cara agar jangan sampai terganggu.
·         Work all the time you work :Saat kita mengerjakan suatu tugas, fokuskan diri kita hanya pada tugas itu saja. Jangan mengerjakan sesuatu yang lain, seperti bercakap-cakap, membaca email atau browsing Internet. Kerjakan tugas itu dengan konsentrasi 100%. Di pihak lain, saat kita beristirahat, beristirahatlah sepenuhnya.
Multitask :Karena perkembangan ilmu yang begitu cepat, satu-satunya cara untuk mengikutinya adalah kita juga harus menyerap ilmu baru secepat mungkin. Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan multitask, yaitu melakukan beberapa hal secara bersamaan. Berbeda dengan poin 10 yang ditujukan untuk pekerjaan yang dengan intensitas tinggi (menuntut konsentrasi), poin 11 ini ditujukan untuk pekerjaan yang intensitasnya rendah. Misalnya, saat mengantri kita bisa membaca artikel, atau sambil menyetir mendengar program audio yang mendidik
·         Experiment : Jangan takut bereksperimen dengan berbagai ide untuk meningkatkan produktivitas.  Meskipun ide itu tidak lazim, jangan takut untuk mencoba.
·         Cultivate your enthusiasm :Kita memerlukan antusiasme dalam melakukan segala sesuatu. Kalau kita antusias, bekerja akan terasa seperti bermain. Antusiasme ini perlu dipupuk terus-menerus dengan membaca bacaan atau dengarlah program audio yang bisa membangkitkan motivasi.
·         Eat and exercise for optimal energy :Satu hal yang perlu dijaga dengan baik adalah tubuh fisik kita dengan memakan makanan yang sehat dan berolahraga secara teratur.
·         Maintain balance :Jaga keseimbangan hidup kita. Jangan sampai kita terlalu sibuk bekerja sehingga kehidupan sosial kita terbengkalai. Semua aspek hidup kita harus dijaga tetap baik dan seimbang. 

Kepemimpinan dalam Organisasi 3: Manajemen Konflik


DEFINISI
§  Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi.
§  Sikap saling mempertahankan diri  sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan  berbeda, dalam upaya mencapai satu  tujuan sehingga mereka  berada  dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.

ASPEK POSITIF DALAM KONFLIK
Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan :
§  Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
§  Memberikan saluran baru untuk komunikasi.
§  Menumbuhkan semangat baru pada staf. 
§  Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi.
§  Menghasilkan distribusi sumber tenaga  yang lebih merata  dalam organisasi.

Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam  organisasi  baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi.

PENYEBAB KONFLIK
Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut:
1.      Batasan pekerjaan yang tidak jelas
2.      Hambatan komunikasi
3.      Tekanan waktu
4.      Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
5.      Pertikaian antar pribadi
6.      Perbedaan status
7.      Harapan yang tidak terwujud

PENGELOLAAN KONFLIK
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1.      Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan  untuk mengelola
dan mencegah konflik.  Manajer harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2.      Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan dukungan untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya.  Misalnya; seorang junior yang berprestasi  dapat  dipromosikan untuk mengikuti pendidikan ke jenjang  yang lebih tinggi, sedangkan bagi senior yang berprestasi dapat dipromosikan  untuk menduduki  jabatan yang lebih tinggi.
3.      Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk  menghindari konflik adalah dengan menerapkan  komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari  yang akhirnya dapat dijadikan sebagai  satu cara hidup.
4.      Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para  pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.

TEKNIK PENGELOLAAN KONFLIK
Teknik 1: Ajak orang-orang yang sedang konflik pada tujuan yang lebih tinggi. Contoh, bagian anda terlibat konflik dalam menentukan kuota penjualan. Bagian keuangan menuntut penjualan setinggi-tingginya, sedangkan bagian anda menuntut dukungan biaya promosi besar-besaran. Begitu orang-orang itu kita ajak bicara pada tataran corporate, untuk tujuan yang lebih besar, mereka akan cenderung untuk berpikir lebih jernih.
Teknik 2: Memperluas sumber daya yang ada. Konflik bisa terjadi karena sumber daya yang langka yang dibutuhkan banyak orang. Contoh, hanya ada satu saluran telpon untuk dua bagian. Ketika mereka akan menggunakannya, mereka saling berebut. Cara manajemen konfliknya? Ya, tambah saja pesawat telponnya. Ini adalah contoh yang sangat menggampangkan, namun saya harapkan anda menangkap gagasannya.
Teknik 3: Penghindaran. Ini yang sering dilakukan oleh orang pada umumnya. Daripada ribut dan konflik terus dengan tetangganya, orang itu kemudian menghindar dan berusaha untuk tidak bertatapan dengan tetangganya itu. Ini memang bukan cara manajemen konflik yang efektif, namun kadang, dengan penghindaran ini, pihak yang ingin konflik akan berkurang ‘semangat’ untuk konfliknya.
Teknik 4: Mencari titik temu. Ketika anda sebagai pemimpin dan menemui orang yang konflik, anda dapat memakai teknik ini. Teknik ini berusaha mencari persamaan yang ada antara pihak yang terlibat konflik, sekaligus juga diperkecil perbedaan yang ada. Contoh ada konflik antara bagian pemasaran dan produksi. Daripada berdebat perbedaan fungsi kedua bagian itu, manajemen konflik dapat mencari persamaan kedua bagian itu. Misalnya, mereka sama-sama fungsi yang sangat penting dalam perusahaan, karena tanpa keduanya, perusahaan tidak akan bisa hidup.
Teknik 5: Kompromi. Ketika anda melakukan kompromi terhadap pihak yang terlibat konflik, mungkin masing-masing pihak tidak merasa puas terhadap keputusan itu. Namun manajemen konflik ini efektif jika topik/barang yang dikonflikkan bisa dibagi dua secara adil.
Teknik 6: Pakai Power. Ini adalah cara paling kuno untuk manajemen konflik. Ketika orang yang konflik tidak mau menyudahi konfliknya, sebagai pemimpin anda gunakan kekuasaan anda untuk menyudahi konflik itu. Walau mereka tidak puas, namun karena mereka adalah bawahan anda, mau tidak mau mereka harus patuh kepada anda.
Teknik 7: Mengubah sifat-sifat orang yang konflik. Mengubah sifat orang sangatlah sukar.Namun, ini adalah manajemen konflik yang efektif untuk jangka panjang. Contoh, di kantor anda dijumpai karyawan yang sering bertengkar dengan karyawan lainnya. Sebagai pemimpinnya, anda ajak pelan-pelan karyawan itu untuk mengubah perilakunya. Dengan sabar anda bimbing karyawan itu, dan akhirnya, ia mampu menjadi karyawan yang baik. Ketika karyawan itu sudah berubah sikapnya, konflik yang sering terjadi di bagian anda akan sangat berkurang.
Teknik 8: Ubah strukturnya. Agar bagian promosi dan bagian produksi tidak saling menyalahkan, ubahlah strukturnya. Contoh, bagian pemasaran mengeluhkan betapa sulitnya mereka menjual karena produknya desainnya jelek, dan kualitasnya meragukan. Keluhan itu ditanggapi oleh bagian produksi dengan cara mereka membuat produk begitu karena memang tidak ada masukan dari bagian pemasaran. Sedang produk yang buruk, mereka mengeluh karena terjadi pemotongan anggaran produksi besar-besarandari bagian keuangan. Agar mereka tidak saling konflik, gabung saja dua bagian itu dibawah satu departemen. Sekali lagi contoh manajemen konflik yang saya tulis ini hanya untuk menggampangkan, dan bukannya ‘resep’ yang harus diikuti secara membabi buta.
Teknik 9: Ciptakan musuh bersama. Agar mereka tidak usreg saling konflik, ciptakan saja musuh bersama. Musuh ini dapat berupa pesaing agresif yang harus dihadapi dengan bersatu, dan bukannya terpecah belah seperti sekarang ini. Musuh ‘ciptaan’ dapat pula berupa ‘kunjungan’ pimpinan puncak ke bagian itu, yang ‘terpaksa’ mereka harus bersatu padu untuk bersama-sama ‘menyambut’ pimpinan itu.
STRATEGI MENGHADAPI KONFLIK
q  Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
q  Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya  apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan  pada mereka untuk  membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
q  Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
q  Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan  kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
q  Memecahkan Masalah atau Kolaborasi  
Pemecahan sama-sama menang  dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan  saling memperhatikan satu sama lainnya